DUNIA NEWS- Bidang kesehatan Tulungagung terus mengalami inovasi. Di Puskesmas Bandung Tulungagung, KHADIJAH, yang berarti Kehamilan Harus ANC TerpaDu agar Ibu dan Janin Aman SeHat, muncul.
Karena keterbatasan akses ibu hamil ke fasilitas kesehatan selama pandemi COVID-19, inovasi ini dimulai. Oleh karena itu, Khadijah menjadi salah satu langkah dalam perawatan komprehensif ibu hamil.
Menurut Heri Susanto, S.Gz, M.Kes, Plt Kepala Puskesmas Bandung Kabupaten Trenggalek, ibu hamil harus menjalani pemeriksaan terpadu dan klinis. Jika ibu hamil sebelumnya datang untuk melakukan pemeriksaan, sekarang dia harus melakukan pemeriksaan lengkap setidaknya sekali.
Heri Susanto, S.Gz, M.Kes, menyatakan, "Ada pemeriksaan HIV, pemeriksaan hepatitis. Lalu nanti ada pemeriksaan gigi dan juga ada pemeriksaan gula, sehingga dia semakin dini terdeteksi dia ada kerawanan apa yang bisa berbahaya bisa tertangani."
Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini menjelaskan bahwa ibu hamil tidak memiliki risiko yang signifikan. Mereka hanya perlu menunggu proses persalinan dan mengikut jadwal periksa dengan bidan di desa setempat mereka.
Namun, bagi ibu hamil yang tercover BPJS Kesehatan tanpa biaya di trisemester 1, 2 dan 3, ultrasonografi kandungan juga dapat dilakukan.
Dia menyatakan bahwa inovasi ini sangat efektif karena mengurangi angka kematian ibu hamil.
Heri, Kepala Puskesmas Dono Tulungagung, mengatakan ada dua kasus ibu hamil yang meninggal di wilayah Dono. Meskipun keduanya meninggal di rumah sakit, domisili mereka masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Dono.
Alumnus Magister Kesehatan IIK Strada menjelaskan bahwa kasus kematian ibu hamil dan bayi dibagi menjadi dua waktu, yaitu meninggal saat persalinan dan setelah persalinan.
Mayoritas bayi meninggal saat bersalin karena kepala bayi tertahan di dinding rahim. karena bayu akan kehilangan nafasnya.
Namun, rata-rata kematian terjadi pada ibu setelah bersalin. Karena dapat terjadi pendarahan saat melahirkan atau setelah melahirkan
“Ada yang 3 hari, kadang-kadang kalau tidak berhati-hati di rumah itu bisa muncul lagi, itu yang sering terjadi,” katanya.
Imbang Catur Kurniawan, AMg, Kepala TU dan Ahli Gizi Puskesmas Bandung, Senada, memberikan penjelasan awal tentang inovasi KHADIJAH ini hanya melalui grup WhatsApp. Karena adanya keterbatasan tatap muka selama pandemi, layanan untuk ibu hamil harus terus beroperasi.
Imbang Catur menyatakan bahwa mereka masih dapat berkonsultasi dengan dokternya meskipun tidak dapat hadir.
Imbang mengatakan bahwa jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama pada Oktober 2024 berjumlah 665 orang, dan dia mengatakan bahwa ibu hamil harus memeriksa kondisi mereka secara teratur.
Namun, dari 600an, 56 yang berisiko tinggi. Menurutnya, ibu harus melakukan minimal enam kali pemeriksaan selama hamil sekarang, daripada empat sebelumnya. Ini dapat dilakukan di puskesmas, bidan, atau rumah sakit.
Dirinya menambahkan bahwa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi termasuk mereka yang berusia di atas 35 tahun, memiliki riwayat sakit sebelumnya, hamil terlalu muda, dan hamil terlalu sering.
Menurutnya, hipertensi sangat berbahaya. Jika Anda mengetahui bahwa Anda memiliki hipertensi selama kehamilan, pastikan untuk tetap stabil. Jika tingkatnya tinggi, dapat terjadi pendarahan.
Alumnus Poltekkes Malang ini mengatakan bahwa orang yang tidak tercover BPJS Kesehatan dapat melakukan USG Mandiri dengan biaya hanya Rp 60 ribu. Pasien sudah dapat memanfaatkan layanan untuk memeriksa kondisi kandungan mereka.
Dengan inovasi Khadijah, ANC Terpadu di PKM Bandung telah mencapai targetnya dan kader semakin diberdayakan.
Terlebih lagi, dia terpilih menjadi nominasi 20 besar Inovasi pada Gebyar Inovasi dan Teknologi Kabupaten Tulungagung 2024, yang akan diadakan di GOR Lembu Peteng dari tanggal 30 hingga 31 Oktober 2024.[Rida]***