Harga Batu Bara Dunia Melesat 1%,Impor China Melesat


DUNIA NEWS
- Permintaan impor batu bara yang meningkat dari China mendorong harga batu bara global naik pada perdagangan kemarin.

Harga batu bara global tercatat US$148,20 per ton, meningkat 1,02% dari posisi sebelumnya, menurut data Refinitiv pada perdagangan Senin, 14 Oktober 2024.

Menurut data bea cukai yang dirilis pada hari Senin, harga batu bara internasional menurun, sehingga impor batu bara China mencapai rekor tertinggi bulanan pada bulan September.

Menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan, pengiriman pada bulan September naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 47,59 juta ton metrik.

Impor batu bara menjadi lebih menarik dibandingkan pasokan domestik karena harga batu bara Newcastle, yang merupakan standar di Asia, turun sepanjang September hingga mencapai US$136,46 per ton metrik pada 23 September. Ini turun 7% dari puncak tertinggi Agustus sebesar US$147,13 per ton.

Karena gelombang panas meningkatkan permintaan listrik, produksi tenaga uap (thermal) China menurun pada bulan Agustus.

Menurut para analis, penggunaan batu bara juga didorong oleh permintaan industri kimia.

Impor batu bara selama sembilan bulan pertama tahun 2024 mencapai 3,89 miliar ton, naik 11,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebaliknya, menurut tinjauan Reuters terhadap data regulator jaringan federal, output listrik berbasis batu bara di India menurun untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September secara tahunan, sebagai akibat dari pertumbuhan penggunaan listrik yang lebih lambat dan lonjakan pembangkit listrik tenaga surya.

Di negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia dan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga, penurunan ini menunjukkan pergeseran pola penggunaan bahan bakar di sana. Pertumbuhan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik selama 47 bulan berturut-turut menyebabkan penurunan ini.

Karena lonjakan ekonomi dan gelombang panas, penggunaan listrik di India telah meningkat selama pandemi.

Namun, curah hujan yang lebih tinggi selama musim hujan ini menekan konsumsi listrik dan mengurangi permintaan AC.

Menurut data dari Grid-India, yang dikelola negara, total listrik yang dihasilkan dari pembangkit yang menggunakan batu bara dan lignit turun 5,8% secara tahunan pada bulan September dan 4,9% pada bulan Agustus. Ini berbeda dengan pertumbuhan 10% selama tujuh bulan pertama tahun ini.[Nuraisah]***

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form