WNI di Turkiye Berbagi Cerita: Durasi Puasa 13 Jam, Tarawih Lebih Cepat

 

DUNIA NEWS - Puasa di Indonesia dan luar negeri memiliki perbedaan, salah satunya terkait durasi. Di Indonesia, umat Muslim berpuasa rata-rata selama 13 jam. Namun, di beberapa negara lain, durasinya bisa lebih pendek atau bahkan jauh lebih lama. Seperti yang dialami oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di Turkiye, Fauzul Azhim Bin Fakhrurazi.
Pemuda berdarah Minang ini pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turkiye periode 2022-2023, dan kini memimpin National Youth Council (NYC) Indonesia cabang Turkiye periode 2023-2026. Menurut Fauzul, durasi puasa di Turkiye saat ini sama seperti di Indonesia, yakni sekitar 13 jam.
"Untuk sahur atau subuh pukul 06.00 dan berbuka puasa atau magrib pukul 19.00. Jadi lamanya 13 jam," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (11/3/2025). Ia menjelaskan bahwa durasi puasa ini tergolong lebih cepat karena Turkiye saat ini sedang mengalami musim dingin. "Kalau musim panas, durasi puasa bisa mencapai 18 jam. Jadi saya harus menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar saat musim panas. Untungnya saat ini musim dingin," tambahnya. Fauzul juga mengungkapkan bahwa di Turkiye terdapat tradisi buka puasa gratis yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga independen. "Untuk urusan buka puasa, tidak perlu khawatir karena ada banyak tempat yang menyediakan buka puasa gratis, mirip seperti di Indonesia yang menyediakan hidangan berbuka di masjid-masjid," katanya. Namun, berbeda dengan di Indonesia, restoran dan warung makan di Turkiye tetap buka pada siang hari selama Ramadhan. "Jadi bagi yang tidak berpuasa tetap bisa mencari makan dengan mudah," ujarnya.
Ia juga menyoroti pengalaman shalat tarawih di Turkiye yang cenderung lebih cepat dibandingkan di Indonesia. "Imam di sini biasanya membaca surat hanya satu ayat atau satu tarikan napas, jadi shalat tarawih relatif cepat," tuturnya. Tarawih pada malam pertama Ramadhan pun berlangsung meriah dan banyak masjid yang dipenuhi jemaah. Hal serupa juga dialami oleh Syaifiyatul Hasanah, mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh studi S3 di Jepang. Pada Ramadhan 2025 ini, durasi puasa di Jepang juga sekitar 13 jam, sama seperti di Turkiye dan Indonesia. "Di Jepang menyenangkan karena cuacanya dingin, jadi puasanya tidak begitu terasa untuk menahan haus dan lapar," kata Syaifiyatul[Imaa/KOMPAS.COM]

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form