DUNIA NEWS- Chicago—Karena stimulus Tiongkok tidak membantu pasar keuangan, dan dolar AS terus naik, harga emas kembali turun setelah mencapai level tertinggi harian USD2.666 pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB).
Sebagaimana dikutip oleh FX Street, pada Selasa, 15 Oktober 2024, XAU/USD diperdagangkan pada level USD2.650, turun sekitar 0,26 persen dari harga saat ini.
Data yang dirilis selama akhir pekan menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok menghadapi tekanan deflasi yang mengancam akan menggagalkan pencapaian target lima persen Produk Domestik Bruto (PDB).
Terkait hal ini, Menteri Keuangan Tiongkok Lan Foan menyatakan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan stimulus ekonomi, mendukung pasar properti, dan menambah modal bank negara.
Terlepas dari penutupan pasar obligasi AS untuk memperingati Hari Columbus, harga emas batangan merosot sebagai akibat dari menguatnya dolar.
Dengan kenaikan tipis 0,38% menjadi 103,30, indeks dolar AS (DXY) mencatat rekor tertinggi sejak Agustus 2024.
Penurunan suku bunga Federal Reserve yang lebih lanjut
Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari sebelumnya menyatakan bahwa ia mengantisipasi penurunan lebih lanjut dalam suku bunga kebijakan. Ia juga menyatakan bahwa data pekerjaan terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat dan perekonomian yang telah kembali ke dua persen.
Sementara itu, pengutipan emas kuning akan tetap bergantung pada geopolitik. Menurut berita terbaru, Israel sedang mengadakan pertemuan keamanan untuk menentukan reaksi mereka terhadap serangan Tel Aviv oleh Iran dan Hizbullah.
Anggota Federal Reserve (Fed) akan berpidato selama minggu ini, dengan Selasa menampilkan Indeks Manufaktur New York Empire State dan Rabu menampilkan Neraca Perdagangan.[Nuraisah]***