DUNIA NEWS- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan secara terbuka bahwa kekayaan mineral Indonesia membuat negara lain "candu".
Menurutnya, sebelum Indonesia memulai program hilirisasi mineral, khususnya tembaga, di dalam negeri, negara lain dapat membeli tembaga "mentah" dari RI, yang sebenarnya mengandung mineral ikutan seperti emas.
Namun, PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk., dua perusahaan yang berkolaborasi dalam pemrosesan dan pemurnian tembaga, sebenarnya memiliki potensi untuk meningkatkan produksi emas Indonesia setelah Indonesia meluncurkan program hilirisasi mineral dalam negeri.
Kedua perusahaan dapat hilirisasi tembaga untuk meningkatkan produksi emas Indonesia hingga 78 ton per tahun, menurut catatan Bahlil.
Menurut Bahlil, dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, dikutip Tabu (16/10/2024), "Inilah yang selama ini menjadi candu bagi negara lain untuk mengambil bahan baku kita."
Tidak ada cara untuk mengeluarkan emas tembaganya yang 99% murni pada saat itu. Dikirim ke Filipina, Thailand, dan tempat lain di seluruh dunia. Karena itu, kami tidak pernah mengetahui jumlah emas kami, tambahnya.
Bahlil menyatakan bahwa selain tembaga, Indonesia telah bergantung pada bijih nikel negara lain sejak zaman penjajahan.
Oleh karena itu, setelah pemerintah memutuskan untuk melarang ekspor bijih nikel untuk program hilirisasi di dalam negeri, ia mengakui banyak konflik dari negara luar. "Negara-negara lain sudah ketagihan dengan bahan baku atau material Indonesia." karena sejak zaman penjajahan mereka ingin mengirimkan barang kepada kita. Bahlil menyatakan bahwa banyak tantangan akan muncul begitu kita menghentikan ekspor bijih nikel.
Bahlil menjelaskan bahwa cadangan nikel Indonesia sangat besar; bahkan diperkirakan menyumbang 45% dari cadangan nikel global. Akibatnya, Indonesia memiliki keunggulan unik dalam hal industri hijau yang saat ini menjadi perdebatan global.
Bahlil menyatakan bahwa data geologi Amerika mengatakan bahwa cadangan nikel dunia kita 20% di 2023, tetapi empat bulan sebelumnya, data geologi Amerika mengatakan bahwa cadangan nikel kita 40-45% dunia.
Bahlil menyatakan bahwa Indonesia akan terus membangun kawasan pertumbuhan ekonominya melalui program hilirisasi, terutama mineral, di masa depan.
Akibatnya, investor asing harus membangun manufaktur atau industri dalam negeri untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Semoga kita tidak akan menggunakan metode lama ini di masa mendatang. Kami menginginkan bahwa Anda memiliki teknologi, kapital, pasar, dan bahan baku. Oleh karena itu, kita dapat bekerja sama, membawa teknologi, membangun industri, dan membuat peraturan jika itu diinginkan. Dengan demikian, untuk tujuan apa? Kawasan pertumbuhan ekonomi baru telah dibentuk, katanya.[Nuraisah]***