DUNIA NEWS - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membebaskan tarif tinggi 125% untuk beberapa barang elektronik dari China. Telepon pintar atau smartphone, komputer, semikonduktor, dan beberapa barang elektronik lainnya dikecualikan sepenuhnya dari tarif tinggi yang memicu perang dagang.
Hal ini diyakini dapat memberikan keringanan besar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, Dell Technologies, dan banyak perusahaan teknologi AS yang bergantung pada produk impor untuk produknya.
China sedang mengevaluasi dampak pengecualian tersebut. Kementerian Perdagangan China menilai keringanan tarif yang diberikan Trump hanyalah langkah kecil untuk memperbaiki keputusan buruk yang mematok tarif tinggi impor barang-barang dari China.
China menilai lebih baik Trump memperbaiki keadaan perdagangan seperti semula dengan membatalkan tarif tinggi sepenuhnya terhadap semua komoditas yang akan diimpor ke AS.
"Lonceng di leher harimau hanya dapat dilepaskan oleh orang yang mengikatnya," tulis Kementerian Perdagangan China dalam sebuah keterangan dikutip dari Reuters, Senin (14/4/2025)
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan toleransi tarif tinggi untuk barang elektronik dari China hanya berlaku pada tarif resiprokal 125% saja. Barang dari China tetap terkena tarif 20%, tarif yang ditetapkan AS terkait krisis fentanil.
Pejabat itu juga mengatakan Trump akan segera meluncurkan penyelidikan perdagangan keamanan nasional terhadap perdagangan semikonduktor dari China yang bisa menyebabkan munculnya tarif baru lainnya.
Analis Wedbush Securities, Dan Ives menyebut pengumuman tentang pengecualian teknologi sebagai berita paling optimis di tengah ketidakpastian perang dagang antara AS dan China. Yang jelas kelompok teknologi tinggi macam Apple, Nvidia, Microsoft, dan lain sebagainya bisa bernapas lega di akhir pekan kemarin.
"Masih ada ketidakpastian dan volatilitas yang jelas di masa mendatang dengan negosiasi-negosiasi dengan Tiongkok ini," kata Ives dalam sebuah catatan.
China baru menaikkan tarif atas impor barang dari AS menjadi 125% pada hari Jumat. Ini merupakan langkah balasan Beijing terhadap keputusan Trump untuk lebih menaikkan tarif impornya. Langkah ini jelas meningkatkan taruhan dalam perang dagang yang mengancam rantai pasokan global.[FARID/DETIK.COM]***