Jabar Hari Ini


 DUNIA NEWS - Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Rabu (11/12/2024), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Motif asmara sekaligus dendam di balik kasus penculikan yang gegerkan Kota Bandung, perahu nelayan di Tasikmalaya yang rusak dan karam, lalu soal bayi tergeletak di kebun sayur, Lembang.

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :

Asmara dan Dendam di Balik Penculikan

Pelaku utama kasus penculikan wanita di Antapani, Kota Bandung ternyata menyimpan dendam kepada suami korban. Hal tersebut diakui langsung oleh DA (48) setelah ditangkap pihak kepolisian.

Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolrestabes Bandung, Rabu (11/12/2024), DA dihadirkan bersama tiga pelaku lainnya yakni AS (35), TT (52) dan HR (53).

Di kasus ini, DA menculik wanita berinisial SA (49). Keduanya diketahui sempat menjalin hubungan asmara, bahkan menikah siri. Namun hubungan mereka kandas setelah SA rujuk kembali dengan suami sahnya.

DA dan SA berkenalan sejak 2014 silam dan menjalani hubungan asmara. Namun setelah rujuk, SA ingin mengakhiri hubungannya dengan DA. Hal itu membuat DA sakit hati.

Namun rupanya, DA punya alasan lain nekat menculik SA. DA mengaku menyimpan dendam kepada suami SA yang sempat menyuruh orang datang ke rumahnya.

"Lebih sakit (hati) ke suaminya karena dia pernah datang ke rumah mamah saya nyuruh orang, sampai obrak abrik ruang tengah (rumah)," kata DA saat ditanya Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham.

Jules kemudian menanyakan hubungan DA dengan korban. Dari pengakuannya, DA sempat mendatangi keluarga SA untuk meminta kejelasan hubungan mereka. Namun upaya itu tidak mendapat hasil.

Meski begitu, DA mengaku aksi penculikan terhadap SA tidak pernah direncanakan sebelumnya. Aksi itu muncul secara spontan alias tidak sengaja.

"Sejak 2014 sampai 2018 nggak ada kejelasan, sudah menghadap keluarganya di Tasik. (Alasan menculik) gak sengaja," ujarnya.

Sebelumnya, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman mengatakan, pelaku DA sempat menikah siri dengan SA. Pernikahan sirih itu bermula saat korban sedang mengalami masalah rumah tangga dengan suami sahnya pada 2014 silam.

"Antara korban dan pelaku ini pernah terjalin ada hubungan, hubungan dekat. Prosesnya dimulai dari 2014 ketika korban ini proses perceraian dengan si suami. (Kemudian) kenal dengan inisial DA sebagai pelaku, kemudian berjalanlah hubungan ini," katanya.

Setelah menjalani hubungan gelap, korban kemudian meminta putus dengan pelaku. Hal itu dilakukan saat korban rujuk dengan suaminya. Karena permintaan itu, pelaku DA sakit hati hingga akhirnya menculik korban bersama tiga rekannya.

"Pada perjalanannya, si korban minta putus atau tidak melanjutkan hubungan sehingga si pelaku dengan inisial DA ini sakit hati. Itu untuk motif sakit hati dan cemburu. Keterangan yang kami peroleh dari si korban, mereka pernah nikah siri," terangnya.

Perahu Nelayan Tasik Rusak - Karam

Cuaca buruk melanda Pantai Selatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat hingga Rabu pagi (11/12/2024). Ketinggian gelombang antara 2,5 sampai 4 meter.

Hembusan angin barat juga sangat kencang membuat nelayan berhenti melaut untuk sementara. Perahu nelayan terpaksa ditambatkan di Dermaga Pamayangsari.

"Cuaca lagi kurang bersahabat, goncangan angin barat terjadi," kata Ketua Himpunan Seluruh Nelayan Indonesia, Dedi Mulyadi pada detikjabar Rabu pagi (11/12/2024).

Akibat gelombang tinggi ini, sejumlah perahu nelayan yang ditambatkan di Dermaga Pamayangsari mengalami kerusakan. Perahu nelayan pecah akibat benturan. Posisi dermaga yang sempit, dengan ratusan perahu membuat gesekan tidak terhindarkan. Bahkan satu buah perahu karam usai alami kerusakan.

"Perahu banyak yang rusak akibat dermaganya kecil. Kami masih data total yang rusak, karena susah juga menjangkau perahunya. Malahan, satu perahu karam. Pagi ini mau kami evakuasi bareng-bareng," tambah Dedi.

Selain karam, sebuah perahu nelayan yang berada di dermaga terbakar Rabu (11/12) dini hari. Kebakaran diduga terjadi karena korsleting.

"Satu perahu terbakar tadi malam. Penyebabnya korsleting genset. Kan kebetulan gelap juga malam dipasang genset di tengah perahu buat pantau kondisi, takut perahu karam lagi. Eh ternyata malah gensetnya terbakar perahunya hangus," ucap Dedi.

Dedi mengaku kondisi Dermaga Pamayangsari tidak lagi memadai. Dia meminta pemerintah merevitalisasi dermaga agar besar. Nelayan selatan juga berharap gubernur terpilih membangun dermaga yang lebih layak.

"Pemerintah provinsi tidak memperbaiki, kemarin Gubernur RK tidak peduli kepada nelayan. Pembangunan Dermaga jadi kewenangan provinsi sesuai aturan yang kami baca," ucap Dedi.

Bayi di Kebun Sayur Lembang

Warga Kampung Buniasih, RT 03/RW 01, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dikagetkan dengan penemuan sesosok bayi di semak belukar.

Bayi berjenis kelamin perempuan itu diduga dibuang orangtuanya. Saat ditemukan, tak ada sehelai benang pun yang melekat di tubuh bayi malang tersebut.

Sejumlah saksi mata menemukan bayi itu tergeletak di kebun sayuran milik seorang warga pada Rabu (11/12/2024) sekitar pukul 06.30 WIB. Warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.

"Kami terima informasi ada penemuan bayi di kebun warga oleh seorang saksi yang hendak bekerja. Kemudian dia memanggil saksi lainnya," kata Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat saat dikonfirmasi.

Bayi tersebut lalu dibawa ke bidan terdekat untuk diperiksa kondisinya. Beruntung bayi tersebut ditemukan dalam keadaan masih hidup. Bayi tersebut langsung diberikan perawatan oleh bidan.

"Setelah dicek di bidan, bayi langsung dirujuk ke RSUD Lembang karena harus masuk inkubator dan penanganan lanjutan. Berdasarkan informasi, berat bayi sekitar 2,5 gram dengan panjang 49 sentimeter," ujar Gofur.

Bayi tersebut kemungkinan baru berusia beberapa hari. Saat ini polisi masih menyelidiki pelaku yang membuang bayi perempuan itu di semak belukar hingga ditemukan warga.

"Kami terus menyelidiki perkara tersebut, memeriksa saksi untuk mengetahui dugaan pelaku yang membuang bayi tersebut," ujar Gofur.

Keluarga di Majalengka Huni Bangunan Bekas Kandang Ayam

Kisah pilu dialami keluarga Elis Lisnawati (30). Mereka terpaksa bertahan hidup di bangunan bekas kandang ayam yang berada di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.

Bersama suami, kedua orang tua, 3 orang adik dan kedua anaknya, Elis telah menetap di bekas kandang ayam kurang lebih selama 4 tahun. Di atas lahan seluas 6x8 meter itu, Elis menjalani keseharian dengan penuh pasrah.

Gangguan seperti ular masuk rumah, mereka anggap sudah biasa. Pasalnya, hampir seluruh interior dan dinding rumahnya terbuat dari potongan bambu dan kayu. Tak hanya itu, lantai di dalam rumahnya pun masih beralaskan tanah.

"Takut (tinggal di bangunan bekas kandang ayam), tapi mau ya gimana lagi," kata Elis saat diwawancarai detikJabar, Rabu (11/12/2024).

Kandang ayam yang dijadikan tempat tinggal itu merupakan lahan milik saudaranya. Elis bersama keluarganya mengaku terpaksa menjalani kehidupan di sana. Itu karena, rumah Elis disita gegara masalah utang-piutang.

Elis meminjam uang ke salah seorang warga Girimulya sebesar Rp35 juta. Namun karena bunga pinjamannya terlalu besar, akhirnya Elis hanya bisa pasrah. Adapun bunga pinjamannya itu sebesar 10 persen.

"Awalnya saya pinjam uang, terus tidak mampu membayar, jadi rumahnya disita. Kami nggak punya tempat lain, cuma di sini. Mau ngontrak pun mahal," ujar dia.

Elis bercerita uang yang dipinjamnya itu untuk keperluan hidup. Namun karena gali lubang tutup lubang, ditambah bunga pinjaman terlalu besar, utang Elis semakin membengkak.

"Buat kehidupan sehari-hari. Nggak terasa, pinjamnya sedikit-sedikit, jadi semakin banyak. Itu kalau kita nggak bisa bayar bunga, jadi bunganya berbunga lagi gitu," ucapnya.

Elis dan keluarganya mengaku tidak mempunyai kemampuan untuk membayar utangnya yang terus membengkak. Dengan latarbelakang pekerjaan keluarganya yang hanya dari buruh bangunan hingga pedagang kolang-kaling, Elis hanya bisa menyanggupi membayar bunga pinjamannya saja.

"Sehari-hari, kalau bapak itu kerja kuli bangunan, si mama jualan kolang-kaling, kalau saya cuma ngurus anak, suami kerja," ujarnya.

Namun, terlepas hal itu penyitaan rumah mereka di luar kesepakatan awal. Mereka awalnya bersepakat bahwa masa tenggang utang tersebut selama satu tahun. Belum genap satu tahun, rumah yang mereka tempati sebelumnya disita oleh orang yang meminjamkan uang tersebut.

"Sebenarnya itu perjanjian awalnya dari pinjam uang sampai mengembalikan uang itu selama 1 tahun. Nah selama 1 tahun itu kita cuma bisa ngembalikan bunganya aja. (Misal) dari Rp1 juta itu, (bunganya) Rp100 ribu. Jadi dari Rp35 juta itu, (bayar bunga) Rp3,5 juta per bulan. Udah 3 bulan kami nggak bisa bayar," jelas dia.

"Terus ada syarat perjanjiannya juga kalau Januari nggak bisa bayar baru keluar (keluar rumah), nah ini November udah disita. Berarti tidak sesuai kesepakatan awal," sambungnya.

Melihat kondisi tersebut, Bupati Majalengka terpilih Eman Suherman mendatangi rumah keluarga Elis. Eman datang dengan membawakan sejumlah solusi untuk keluarga Elis.

"Hari ini saya berkesempatan mengunjungi warga masyarakat saya setelah kemarin viral, ada masyarakat di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, yang menghuni kandang ayam. Saya datang ke sini untuk sekaligus silaturahmi dengan yang bersangkutan dan ketika saya tanya historisnya, kenapa pindah ke kandang ayam? Kenapa tidak tinggal di rumah? Karena ternyata dia ada sangkut-paut utang-piutang dengan masyarakat setempatnya," jelas Eman.

"Ketika utangnya Rp35 juta, kemudian punya kewajiban harus selesai satu tahun, tapi sebelum satu tahun perjanjiannya Januari, November sudah diusir dari rumahnya, dan rumahnya itu diambil alih. Ini kan sebuah keprihatinan kita," tambahnya.

Geng Motor di Tasik Ditangkap

Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota berhasil menangkap kawanan geng motor yang menjadi pelaku penganiayaan Fahmi Muhammad Azis (29), di Jalan Letjen Mashudi, Kelurahan Kersanegara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, Sabtu (7/12/2024) dini hari.

Para pelaku penganiayaan yang menyebabkan Fahmi mengalami luka robek di kepala ini, ternyata anak-anak di bawah umur atau masih usia sekolah. Serupa dengan kasus-kasus sebelumnya, anak-anak remaja ini bertindak brutal dalam keadaan mabuk.

"Awalnya kami mengamankan 9 orang, tapi setelah dilakukan pendalaman hanya ada 4 orang yang terlibat dalam aksi penganiayaan itu. Keempatnya anak di bawah umur," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, Rabu (11/12/2024).

Herman menambahkan empat tersangka itu merupakan satu pelajar setingkat SMP dan tiga pelajar setingkat SMA. Keempatnya memiliki peran masing-masing saat melakukan penganiayaan terhadap korban.

"Ada pun peran keempat orang itu, yang pertama dia menggunakan double stik, yang kedua dengan botol, lalu dua orang lainnya melempar batu. Yang lain-lainnya itu, ada di lokasi, tapi mereka tidak berperan hanya melihat, dia yang membawa motor," kata Herman.

Semua benda-benda atau senjata, baik double stik, botol hingga batu, sebelumnya sudah dipersiapkan oleh para pelaku. Saat melakukan konvoi sebelum kejadian, mereka sudah membawanya.

"Ya motifnya biasa, random menyerang siapa saja yang mereka temui. Sebelum berangkat mereka mabuk-mabukan, dia jalan dengan membawa batu, botol dan double stik. Alasannya untuk jaga-jaga, batu itu ia bawa dari depan rumahnya," kata Herman.

Sebelumnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh geng motor ini kembali membuat heboh publik Kota Tasikmalaya. Saat itu korban Fahmi hendak pulang ke daerah Kampung Siluman Kecamatan Cibeureum. Saat itu dia berboncengan dengan Azwan (20) temannya.

Tanpa alasan yang jelas, dia langsung dipepet salah satu sepeda motor pelaku, kemudian korban dipukul dengan batu tepat mengenai kepala bagian belakang korban.

"Nah pas di TKP motor suami saya langsung dipepet oleh pelaku. Awalnya dilempar pakai botol 2 tapi nggak kena. Langsung pakai batu dan kena ke kepala belakang," kata Elisa, istri korban.

Sebelum kabur meninggalkan korban, para pelaku sempat mengatakan dirinya adalah geng motor.

"Sebelum kabur pelakunya bilang, "aing geng motor", nggak tahu apa maksudnya ngomong gitu," kata Elisa.

Sesaat pelaku kabur, korban tak tinggal diam. Dia langsung menghubungi temannya yang sedang nongkrong di warung kue surabi di Kampung Siluman.

Gerbang Tol Palimanan Dibongkar

Suasana berbeda terlihat di KM 188 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Gerbang Tol Palimanan Utama yang pernah menjadi ikon lalu lintas di jalur tersebut, kini sedang dalam proses pembongkaran.

Astra Tol Cipali selaku pengelola tengah mempersiapkan kenyamanan bagi pengendara saat libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Astra Tol Cipali memastikan pembongkaran gerbang tol itu dipastikan rampung pada 15 Desember 2024. Gerbang tersebut sudah tidak berfungsi sebagai penghalang utama sejak April 2022, ketika sistem transaksi tol dialihkan untuk mengantisipasi kepadatan.

Ardam Rafif Trisilo, perwakilan dari Sustainability Management & Corporate Communications Department Astra Tol Cipali, menjelaskan bahwa pembongkaran ini bertujuan agar berkendara yang lebih lancar.

"Pembongkaran ini adalah bagian dari komitmen Astra Tol Cipali untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi pengguna jalan. Dengan hilangnya barrier utama di KM 188, kami berharap pengguna jalan dapat menikmati perjalanan tanpa gangguan, terutama selama musim liburan mendatang," ujar Ardam, Rabu (11/12/2024).

Bagi banyak pengguna jalan, Gerbang Tol Palimanan Utama bukan sekadar fasilitas infrastruktur, tetapi juga gerbang tersebut merupakan saksi perjalanan panjang yang menghubungkan kawasan barat dan timur Pulau Jawa.

Namun, dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk mempercepat arus kendaraan, keberadaannya kini digantikan oleh sistem yang lebih modern.

"Gerbang ini dulu sering menjadi titik penumpukan kendaraan, terutama saat libur panjang. Meski meninggalkan kenangan, perubahan ini adalah langkah positif untuk memastikan perjalanan lebih lancar," tambahnya.

Selama proses pembongkaran, Astra Tol Cipali mengimbau pengguna jalan untuk meningkatkan kewaspadaan. Pengemudi diingatkan untuk menurunkan kecepatan kendaraan, menjaga jarak aman, dan selalu memprioritaskan keselamatan.

"Keselamatan adalah hal utama. Kami meminta pengemudi untuk berhati-hati saat melintas di area pembongkaran," kata Ardam.

Ia melanjutkan, langkah pembongkaran ini juga merupakan bagian dari persiapan menghadapi arus kendaraan yang meningkat selama Natal dan Tahun Baru. Dengan perjalanan yang lebih mulus di KM 188, Astra Tol Cipali berharap dapat mengurangi potensi kemacetan.

"Transformasi di KM 188 ini mencerminkan perubahan besar dalam pengelolaan jalan tol di Indonesia. Sistem tanpa hambatan kini menjadi standar baru yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan perjalanan," terangnya.

Pembongkaran Gerbang Tol Palimanan Utama bukan hanya tentang menghapus struktur fisik, tetapi juga simbol dari langkah maju menuju infrastruktur yang lebih modern dan ramah pengguna yang dimana pembayaran tol kini dilakukan pada setiap pintu keluar. Sehingga Gerbang Tol Palimanan Utama tidak lagi menjadi titik pembayaran tol Cipali.

"Semoga ini menjadi langkah awal dari peningkatan kualitas layanan di jalur tol kami. Ke depan, Astra Tol Cipali berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi para pengguna jalan," tutupnya.[FARID/DETIK.JABAR]***

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form