DUNIA-NEWS Banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu kembali menyorot isu kerusakan lingkungan di kawasan Puncak. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa salah satu penyebab utama bencana ini adalah alih fungsi lahan yang semakin masif terjadi. Baca juga: Asumsi Dedi Mulyadi soal Banjir Puncak Bogor: Kebun Teh Rusak, Hutan Jadi Industri Alih Fungsi Lahan Jadi Sorotan Menurut Dedi, wilayah yang seharusnya menjadi daerah resapan air dan hutan kini berubah menjadi kawasan industri dan komersial. Penyewaan lahan oleh PTPN untuk kepentingan bisnis dinilai sebagai faktor utama yang mengganggu keseimbangan ekosistem. Baca juga: Asumsi Dedi Mulyadi soal Banjir Puncak Bogor: Kebun Teh Rusak, Hutan Jadi Industri Menanti Terobosan Jabar Hadapi Gelombang di Tahun yang Kian Menantang Artikel Kompas.id "Fokus kita pada audit lingkungan faktor penyebab, walaupun boleh lah saya berasumsi asumsinya karena kerusakan Puncak," kata Dedi Mulyadi kepada awak media saat peresmian pabrik sepatu di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Senin (3/3/2025). "Puncak harus dikembalikan menjadi kawasan resapan air, tempat tumbuhnya pohon, dan tempat disimpannya air," tambahnya. Dedi juga mendesak pemerintah pusat, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup, untuk segera turun tangan dan mengembalikan Puncak ke fungsinya semula. "Kita harus berani mengubah ini. Saya mengajak pemerintah pusat dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk bersama-sama mengembalikan Puncak ke kondisi asalnya," tegasnya. Baca juga: Kebakaran Pasar Ciamis, Titin Minta Maaf ke Dedi Mulyadi: Kerugian Rp 600 Juta Itu Tidak Benar Dampak Banjir dan Longsor Bencana banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Cimanceuri telah merendam ratusan rumah di Kabupaten Bogor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat total 258 rumah dan bangunan sekolah terdampak banjir di tiga desa, yaitu Desa Sukasari, Desa Rawapanjang, dan Desa Tugu Selatan. "Data sementara, ada 258 bangunan yang terdampak banjir," ujar Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat, Senin (3/3/2025). Selain itu, terdapat lebih dari seribu jiwa terdampak banjir, dengan rincian: 6 jiwa di Desa Sukasari 547 jiwa di Desa Rawapanjang 423 jiwa di Desa Tugu Selatan Korban jiwa juga dilaporkan dalam bencana ini. Seorang warga bernama Asep Mulyana (59) dari Desa Citeko ditemukan meninggal dunia setelah hanyut terbawa arus Sungai Ciliwung. Jasadnya ditemukan di Bendungan Ciawi setelah upaya pencarian intensif oleh tim SAR gabungan. Selain banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik di Kabupaten Bogor, termasuk Desa Tugu Utara, Desa Kuta, Desa Cimandala, Desa Harkatjaya, Desa Tanjungsari, dan Desa Mekarjaya. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor ini, meskipun beberapa keluarga terdampak dan harus mengungsi. [Arifin/Kompas.Com]