Serangan Bom di Kolombia Lukai 6 Orang, Perdamaian Kian Rapuh


DUNIA NEWS - Sejumlah pejuang gerilya melancarkan empat serangan bom yang melukai enam orang di timur laut Kolombia pada Kamis (20/2), waktu setempat.

Dilansir AFP, serangan itu memicu kekhawatiran akan proses perdamaian yang rapuh.

Polisi dan militer menyalahkan kelompok Tentara Pembebasan Nasional (ELN). Pemerintah membatalkan perundingan perdamaian dengan ELN bulan lalu atas serangan-serangan di wilayah yang bergolak di dekat perbatasan Kolombia dengan Venezuela.

Komandan Polisi Jenderal William Quintero ke W Radio mengungkapkan sebuah bom mobil hampir menghancurkan pintu tol di luar Kota Villa del Rosario. Sementara, bahan peledak juga meledak di kantor-kantor polisi di kota yang sama dan di kota tetangga, Cucuta.

Seorang sumber di pemerintahan departemen Norte de Santander, yang ibu kotanya adalah Cucuta, mengatakan kepada AFP bahwa enam orang terluka.

Para analis mengatakan situasi keamanan di Kolombia memburuk di bawah gerakan perdamaian Presiden Gustavo Petro, yang telah menyebabkan meredanya serangan militer negara terhadap kelompok-kelompok bersenjata.

Petro terpilih pada 2022 dengan janji membawa "perdamaian total" ke negara yang berjuang untuk melepaskan diri dari konflik bersenjata selama enam dekade antara gerilyawan kiri, paramiliter sayap kanan, kartel narkoba, dan pemerintah.

Pembicaraan damai dengan kelompok bersenjata yang tersisa telah gagal beberapa kali sejak kesepakatan yang ditandatangani pada 2016 menyebabkan pelucutan senjata pemberontak kiri FARC, yang terbesar di antara kelompok-kelompok tersebut.

Departemen Norte de Santander merupakan benteng dari ELN yang beranggotakan 5.800 orang. Bulan lalu, ELN melancarkan serangan yang menargetkan kelompok saingan dan warga sipil yang diduga sebagai simpatisan di wilayah Catatumbo.

Seorang sumber di pemerintahan departemen Norte de Santander, yang ibu kotanya adalah Cucuta, mengatakan kepada AFP bahwa enam orang terluka.

Para analis mengatakan situasi keamanan di Kolombia memburuk di bawah gerakan perdamaian Presiden Gustavo Petro, yang telah menyebabkan meredanya serangan militer negara terhadap kelompok-kelompok bersenjata.

Petro terpilih pada 2022 dengan janji membawa "perdamaian total" ke negara yang berjuang untuk melepaskan diri dari konflik bersenjata selama enam dekade antara gerilyawan kiri, paramiliter sayap kanan, kartel narkoba, dan pemerintah.

Pembicaraan damai dengan kelompok bersenjata yang tersisa telah gagal beberapa kali sejak kesepakatan yang ditandatangani pada 2016 menyebabkan pelucutan senjata pemberontak kiri FARC, yang terbesar di antara kelompok-kelompok tersebut.

Departemen Norte de Santander merupakan benteng dari ELN yang beranggotakan 5.800 orang. Bulan lalu, ELN melancarkan serangan yang menargetkan kelompok saingan dan warga sipil yang diduga sebagai simpatisan di wilayah Catatumbo.[Zahra/CNN]


Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form