DUNIA NEWS - Utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Keith Kellog, untuk berunding dengan Rusia soal Ukraina menegaskan tidak akan mengajak negara-negara Eropa dalam proses negosiasi.
Kepastian itu ditegaskan kembali oleh Washington setelah mengirimkan kuesioner ke Uni Eropa yang menanyakan sumbangan Eropa untuk keamanan Ukraina.
Trump sebelumnya mengejutkan negara-negara Eropa dengan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa berkonsultasi terlebih dahulu sekutunya tersebut maupun Kyiv. Ia kemudian menyatakan bahwa perundingan perdamaian akan dilakukan segera dengan Rusia.
Pejabat pemerintahan Trump juga sebelumnya menyatakan bahwa tanggung jawab menjaga keamanan di Eropa sepenuhnya harus diambil alih oleh aliansi pertahanan atlantik utara (NATO) karena AS memiliki prioritas lain yang lebih penting.
Kellog kemudian menegaskan dalam pertemuan keamanan global di Munich bahwa AS yang akan mengambil inisiatif sebagai mediator perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang saling berseteru selama hampir tiga tahun.
"Saya (berasal) dari aliran realisme. Saya pikir itu tidak akan terjadi," kata Kellog saat menjawab pertanyaan soal kemungkinan sekutu AS di Eropa dilibatkan dalam proses negosiasi damai itu.
Kellog meyakinkan Eropa bahwa keputusan AS itu bukan berarti "kepentingan mereka tidak dipertimbangkan, digunakan, atau dikembangkan."
Meski demikian, para pemimpin Eropa tidak akan menerima jika tak dilibatkan dalam perundingan tersebut.
"Tidak mungkin kita akan berdiskusi atau bernegosiasi tentang Ukraina, masa depan Ukraina, atau postur keamanan Eropa tanpa orang-orang Eropa," ujar Presiden Finlandia, Alexander Stubb, dilansir dari Reuters.
"Ini berarti Eropa harus bertindak bersama. Eropa perlu lebih banyak bertindak dan sedikit bicara," ia menambahkan.
Para pemimpin Eropa pun segera menggelar pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat pada Senin (17/2) sebagai langkah awal setelah AS menegaskan tidak akan melibatkan negara-negara sekutunya tersebut.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bahkan menyatakan siap mengirimkan pasukan ke Ukraina jika dibutuhkan, beberapa jam sebelum para pemimpin Eropa memastikan untuk menggelar KTT darurat.[Dnisa/CNN]