DUNIA NEWS- Kantor berita AP pada Minggu (22/12/2024), melaporkan berita insiden di Laut Merah yang melibatkan kapal perang AS menembak jet tempur sendiri. Dua orang pilot Angkatan Laut AS dilaporkan selamat setelah pesawat tempur F/A-18 yang mereka awaki ditembak jatuh dalam insiden "tembakan kawan sendiri" di atas Laut Merah.
Salah seorang pilot mengalami luka ringan. Insiden di Laut Merah ini menjadi peringatan serius terhadap risiko di kawasan tersebut, terutama akibat aktivitas pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Sebelum insiden di Laut Merah ini terjadi, USS Gettysburg dan pesawat tempur lainnya dilaporkan berhasil menembak jatuh beberapa drone Houthi serta rudal jelajah antikapal yang diluncurkan pemberontak. Sejak kehadiran USS Harry S Truman di Laut Merah pada pertengahan Desember, militer AS telah meningkatkan serangan udara terhadap target Houthi.
Namun, situasi ini memicu respons balik dari pemberontak Houthi, yang semakin sering menyerang pengiriman barang di Laut Merah. Sejak Oktober 2023, lebih dari 100 kapal dagang telah menjadi sasaran drone dan rudal Houthi, beberapa di antaranya tidak terkait langsung dengan konflik regional, termasuk kapal menuju Iran.
Konflik di Laut Merah terjadi di tengah meningkatnya tensi global, termasuk akibat serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023, yang memicu respons militer besar-besaran Israel di Jalur Gaza.
Insiden di Laut Merah ini menggarisbawahi risiko tinggi bagi kapal-kapal komersial dan militer di wilayah strategis tersebut, meskipun koalisi internasional yang dipimpin AS dan Eropa berupaya meningkatkan keamanan. Kehadiran kapal perang AS di wilayah ini, meskipun bertujuan melindungi jalur pengiriman, juga dapat memicu eskalasi baru, seperti yang terlihat pada insiden terbaru ini.[Imaa/BeritaSatu]
Konflik di Laut Merah terjadi di tengah meningkatnya tensi global, termasuk akibat serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023, yang memicu respons militer besar-besaran Israel di Jalur Gaza.
Insiden di Laut Merah ini menggarisbawahi risiko tinggi bagi kapal-kapal komersial dan militer di wilayah strategis tersebut, meskipun koalisi internasional yang dipimpin AS dan Eropa berupaya meningkatkan keamanan. Kehadiran kapal perang AS di wilayah ini, meskipun bertujuan melindungi jalur pengiriman, juga dapat memicu eskalasi baru, seperti yang terlihat pada insiden terbaru ini.[Imaa/BeritaSatu]