DUNIA NEWS- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa warga Palestina tidak akan diizinkan kembali ke Gaza dalam rencananya untuk mengambil alih wilayah tersebut dan membangunnya kembali di bawah kendali AS. Pernyataan ini ia sampaikan dalam wawancara dengan Fox News akhir pekan lalu.
"Apakah mereka memiliki hak untuk kembali? Tidak, mereka tidak akan," ujar Trump dalam wawancara tersebut. “Karena mereka akan mendapatkan tempat tinggal yang jauh lebih baik. Saya berbicara tentang membangun tempat permanen bagi mereka,” sambungnya dikutip CNN, Selasa (11/2/2025).
Pernyataan Donald Trump yang melarang warga Palestina kembali ke Gaza langsung memicu gelombang kritik internasional. Kebijakan ini dinilai sebagai upaya menghapus hak warga Palestina atas tanah mereka sendiri. Sebelumnya, Trump sudah mengumumkan rencana ini dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang juga mendapat reaksi keras dari berbagai pihak.
Beberapa pejabat di lingkaran Trump mencoba meredam kontroversi ini. Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa pemindahan warga Palestina dari Gaza hanya akan bersifat sementara selama proses rekonstruksi berlangsung. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga menyampaikan hal serupa, dengan menekankan bahwa bantuan AS hanya akan difokuskan pada pembersihan dan pembangunan kembali wilayah tersebut.
Namun, Trump tetap teguh pada pendiriannya. Dalam pernyataannya kepada wartawan di pesawat Air Force One, ia menyebut Gaza sebagai "lokasi properti besar" yang akan dikembangkan AS secara perlahan. "Kami tidak ingin Hamas kembali ke sana. Anggap saja ini sebagai proyek properti besar yang akan kami kelola dengan sangat hati-hati. Kami akan membawa stabilitas ke Timur Tengah," ujar Trump saat dalam perjalanan menuju Super Bowl.
Dalam wawancara yang ditayangkan Fox News pada Senin pagi, Trump menambahkan bahwa kondisi Gaza saat ini tidak layak huni dan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum bisa ditinggali kembali. Ia juga menyebut kemungkinan menjalin kesepakatan dengan Yordania dan Mesir terkait relokasi warga Palestina.
Sementara itu, beberapa pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump mungkin ingin mendorong negara-negara di kawasan untuk mengambil tindakan konkret terkait masa depan Gaza. "Jika kalian tidak setuju dengan rencananya, maka ajukan rencana kalian sendiri," ujar Penasihat Keamanan Nasional Trump, Mike Waltz, dalam sebuah wawancara di NBC.
Terlepas dari berbagai upaya klarifikasi, pernyataan Donald Trump yang melarang warga Palestina kembali ke Gaza tetap memicu kecaman luas. Banyak pihak menilai rencana itu dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah dan menghilangkan hak warga Palestina atas tanah mereka sendiri.[Imaa/BeitaSatu]