DUNIA NEWS- Untuk segera memulihkan diri dari deraan pandemi, komunitas global masih belum sepenuhnya kokoh. Sebaliknya, langkah-langkah tersebut semakin berat.
Setelah perang Ukraina-Rusia menghentikan pertumbuhan global pada tahun 2022 dari 5% menjadi 3,1%, perang Israel di Gaza dan Lebanon secara bertahap menghentikan pertumbuhan di wilayah tersebut.
Kajian Dewan Atlantik, yang dirilis pada Selasa (22/10/2024), antara lain menyatakan bahwa perang mengganggu rantai pasokan global selain menyebabkan kerusakan besar di Gaza—yang setara dengan 18,5 miliar dolar AS—juga menyebabkan kerusakan besar di seluruh wilayah.
Ekonomi telah dirusak oleh perang, terutama untuk Israel. Aktivitas ekonomi Israel turun 21% pada kuartal keempat tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Pariwisata, yang merupakan sumber utama pendapatan negara, telah runtuh.
Lembaga kajian International Peace Research Institute di Stockholm menyatakan bahwa pengeluaran militer Israel meningkat. Sebelum perang pada 7 Oktober 2023, Tel Aviv hanya mengeluarkan 1,8 miliar USD setiap bulan. Namun, setelah perang, itu meningkat menjadi lebih dari 4,7 miliar USD setiap bulan. Biaya yang tinggi dikhawatirkan akan berdampak pada ekonomi Israel dalam jangka panjang.
Menurut Kantor Berita Associated Press, output ekonomi Israel turun 5,6 persen hanya dalam tiga bulan setelah serangan Hamas. Ini adalah penurunan terburuk dari 38 negara yang terdaftar di Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan. Meskipun kinerja ekonomi Israel relatif bertahan, pertumbuhan ekonominya tercatat melambat.
Situasi di Gaza jauh lebih buruk, di mana sembilan puluh persen penduduknya mengungsi dan sebagian besar orang tidak memiliki pekerjaan. Sudah jelas bahwa kerentanan sosial di Palestina dan Lebanon akan meningkat, dan kemungkinan besar perang akan menambah ketidakpastian di wilayah tersebut. Banyak pihak sebenarnya sangat khawatir tentang situasi ini.
Pertama, pendapatan Mesir telah terpengaruh oleh perang di Gaza. Lalu lintas laut di Terusan Suez adalah salah satu sumber pendapatan utama Mesir, jadi beberapa operator pelayaran internasional mengalihkan rute mereka dari sana. Dewan Atlantik menyatakan bahwa perang di Gaza dan Lebanon telah berkembang menjadi krisis multifaset yang mengancam wilayah tersebut, memperparah kemiskinan, menimbulkan ketimpangan berbagai tingkat, dan menghambat pembangunan banyak negara di wilayah tersebut.
Stabilitas politik dan keamanan wilayah akan terus terganggu dan ketidakpastian ekonomi akan muncul jika tidak ada upaya atau usaha keras untuk menyudahi perang. Tekanan inflasi dapat dipicu oleh investasi global ke kawasan mampat dan ancaman keamanan di negara-negara penghasil minyak.
Kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Selain menghadapi masa depan yang tidak pasti, dunia mungkin mewarisi generasi yang tidak memiliki masa depan.[Anisa]***